ikan

Monday, October 29, 2012

ARTI LOGO/LAMBANG KOTA BANJAR JABAR



 ARTI LOGO KOTA BANJAR


 Ukuran Standar
Tameng / Perisai
Lebar
5,33 Cm
Tinggi
7 Cm


Tulisan Melengkung
Lebar
7 Cm
Tinggi
0,23 Cm

(1)
Lambang Daerah berbentuk Tameng/Perisai, dengan warna dasar biru muda yang di dalamnya terdapat gambar, warna dan bentuk serta dibagian atas terdapat tulisan “ KOTA BANJAR ” dan di bagian bawah terdapat tulisan “ SOMAHNA BAGJA DI BUANA” DENGAN WARNA HURUF PUTIH ;
(2)
Lambang Daerah Kota Banjar terdiri dari 2 (dua) bagian dengan perincian sebagai berikut :
a. BAGIAN DEPAN ATAU ISI DARI ATAS KE BAWAH TERDIRI DARI :

1.
Gambar Bintang
- Diambil dari Pancasila, sila pertama yang berbunyi “Ke Tuhanan Yang Maha Esa” simbol ini dipakai berdasarkan cita-cita masyarakat Banjar yang berkeinginan agar Kota Banjar menjadi kota religius.
- Bintang juga merupakan simbol dari semua agama dan memiliki arti kewenangan atau kesuksesan.
2.
Tulisan Kota Banjar
Menunjukan sebutan bagi Kota dan Pemerintahan Kota Banjar.
3.
Benteng Kembar
- Melambangkan Pertahanan sekaligus pintu gerbang Kota Banjar.
- Tonjolannya masing-masing ada 5 (lima ) melambangkan lima Dasar Pokok Negara “PANCASILA”
1. Ke Tuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permuryawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
- Bagian pilar yang pendek berjumlah 4 (empat), pilar yang panjang (menonjol) berjumlah 5 (lima), bermakna tahun 45 Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Masing-masing terdiri dari 9 (sembilan) pilar merupakan angka tunggal tertinggi/terbesar yang mengandung simbol keberuntungan dan kesuksesan.
- Angka sembilan merupakan simbol sembilan tokoh agama yang sangat termashur yang menjadi panutan umat yang terkenal dengan isitilah “Wali Songo”.
- Kembar kiri-kanan bermakna keseimbangan hidup phisik dan pshikis.
4.
Kujang
- Merupakan senjata Tradisional Tatar Sunda.
- Jika perlu dapat dipergunakan sebagai alat penjaga diri. 5 (lima) lubang melambangkan Lima Dasar Pokok Negara “Pancasila”.
5.
Dua Gunung
- Melambangkan Gunung Babakan dan Gunung Sangkur.
- Kota Banjar memiliki 2 (dua) Gunung yaitu Gunung Babakan dan Gunung Sangkur yang merupakan simbol kekuatan masyarakat Kota Banjar dari segala guncangan dan gangguan serta teguh pada pendirian untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
6.
Sawah dan Ladang
- Merupakan simbol kemekmuran dan kesuburan Kota Banjar, sebagai dampak positif dari kehidupan masyarakat yang rajin, dinamis, optimis dan tidak kenal menyerah.
- Jumlah 21 (dua puluh satu) menyatakan hari ke-21 (dua puluh satu) dari bulan berdirinya Kota Banjar.
7.
Sungai dan Irigasi
- Kota Banjar memiliki Sungai Citanduy sebagai sumber air yang sangat besar.
- Irigasi sebagai sumber sarana penunjang kesuburan yang berdampak pada kemakmuran
8.
Jembatan, Dam/Bendungan
- Dilambangkan dengan 2 (dua) bentuk gambar yang menyatakan bulan ke-2 (dua) dari tahun berdirinya Kota Banjar.
- Jembatan sebagai penunjang/sarana untuk kelancaran transportasi.
- Dam/Bendungan sebagai sarana untuk kelancaran irigasi.
9.
Roda Bersayap
- Melambangkan Kota Transit yang harus berkembang seimbang terutama di sektor perekonomian yang meliputi perdangan dan transportasi.
- Jari-jari berwarna merah berjumlah 22 (dua puluh dua) melambangkan 22 (dua puluh dua desa).
- Sayap berjumlah 4 (empat) kecamatan.
10.
Padi Kapas
- Melambangkan sandang pangan sebagai kebutuhan Pokok serta sebagai simbol subur makmur.
- Jumlah padi 17 (tujuh belas) menyatakan hari ke-17 (tujuh belas) dari bulan Proklamasi. – Jumlah kapas 8 (delapan) menyatakan bulan ke-8 (delapan) dari tahun Proklamasi.
11.
Tulisan/Motto “SOMAHNA BAGJA DI BUANA”
- Kalimat “ SOMAHNA BAGJA DI BUANA ” mengandung makna yang sangat dalam sebagai tujuan dan harapan yang ingin dicapai masyarakat Kota Banjar.
- Hurufnya berjumlah 19 (sembilan belas) digabung dengan pilar berjumlah 4 (empat) dan 5 (lima) bermakna tahun 1945 yaitu Tahun Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
- Kata-katanya diambil dari Bahasa sunda yang berarti sebagai berikut :
- Somah berarti rakyat, masyarakat, Somahna berarti rakyatnya, masyarakatnya.
- Bagja berarti sugema, berarti bahagia lahir bathin.
- Di Buana berarti di dunia (di Kota Banjar).
- SOMAHNA BAGJA DI BUANA , makna yang sebenarnya ‘ masyarakat Kota Banjar bahagia lahir bathin ”, makna yang lebih dalam adalah “ Masyarakat Banjar Harus Menjadi Tuan Di Kotanya Sendiri ”.
b. BAGIAN DASAR ATAU BINGKAI/WADAH

Bentuk dasar diambil dari bentuk tameng/perisai yang sudah distilasi (penyederhanaan bentuk).
Tameng adalah suatu alat untuk melindungi seseorang dari serangan musuh yang sudah dibuktikan keampuhannya terutama zaman dahulu saat dipakai oleh laskar-laskar kerajaan.
Begitu juga pada logo ini tameng dimaksudkan sebagai bingkai atau wadah untuk melestarikan atau melindungi simbol-simbol kehidupan masyarakat Kota Banjar.
Warna dalam Lambang Daerah mempunyai arti sebagai berikut :
1. Warna biru muda sebagai gambaran masyarakat Kota Banjar yang cinta damai, dinamis dan optimis.
2. Warna kuning mengandung arti keemasan atau kejayaan dan kemenangan aatu kemakmuran.
3. Warna hijau bermakna subur.
4. Warna merah dan putih diambil warna Bendera Republik Indonesia sebagai simbol pemersatu antar etnis suku dan agama.
- Warna merah bermakna keberanian, semangat tidak kenal menyerah.
- Warna putih bermakna teguh dan kuat.
5. Warna hitam bermakna teguh dan kuat.

Thursday, October 25, 2012

SEJARAH KOTA BANJAR


KOTA BANJAR


            Kota Banjar, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota Banjar berada di perbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, yakni dengan Kabupaten Cilacap. Banjar merupakan menjadi pintu gerbang utama jalur lintas selatan Jawa Barat. Untuk membedakannya dengan Banjarnegara yang berada di Jawa Tengah, kota ini sering disebut juga Banjar Patroman (dari nama asal "Banjar Pataruman").
            Luas Wilayah Kota Banjar sebesar 13.197,23 Ha, terletak di antara 07°19' - 07°26' Lintang Selatan dan 108°26' - 108°40' Bujur Timur. Berdasarkan undang-undang nomor 27 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kota Banjar di Provinsi Jawa Barat kurang lebih 113,49 Km2 atau 11.349 Ha.
Administratif
            Secara administratif, kota ini terdiri atas 4 kecamatan yaitu Banjar, Purwaharja, Pataruman, dan Langensari, yang dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Banjar pernah menjadi kota kecamatan bagian dari Kabupaten Ciamis, kemudian ditingkatkan statusnya menjadi kota administratif. Sejak tanggal 1 Desember 2002, Banjar ditetapkan sebagai kota otonom yang terpisah dari Kabupaten Ciamis.
Lansekap
            Kota Banjar memiliki lansekap yang beragam. Bagian utara, selatan dan barat kota merupakan wilayah berbukit-bukit. Kota ini dibelah oleh Citanduy di bagian tengah. Terdapat pula sebagian kawasan pertanian, terutama di bagian pinggiran kota.
            Zona pertanian di Kota Banjar terdiri dari persawahan, perkebunan jati yang dikelola oleh Perhutani dan hutan hujan tropis biasa.
Pada tahun 2006, pembangunan balai kota baru dan markas Kepolisian Resort baru di Kecamatan Purwaharja mengharuskan pemotongan sejumlah bukit dan penggundulan hutan jati.
Citanduy
Citanduy yang membelah Kota Banjar telah dibelokkan alirannya di Purwaharja dalam proyek Citanduy - Ciwulan. Proyek ini bertujuan untuk mengaliri sawah di daerah Langensari. Deposit pasir ditemukan di beberapa bagian sungai.
Ekonomi
            Salah satu indikator yang dapat dipakai untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kota Banjar cukup signifikan yaitu 4,20 % pada tahun 2003 menjadi 4,40 % pada tahun 2004. Hal ini disebabkan oleh naiknya kembali perkembangan produksi yang menyumbang cukup besar bagi PDRB Kota Banjar. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Banjar dapat dilihat melalui indikator pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan. PDRB Kota Banjar Atas Dasar Harga Konstan naik dari Rp. 538.477,50 juta pada tahun 2003 menjadi Rp.562.184,33 juta tahun 2004. PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan naik Rp.3.343.293,27 pada tahun 2003 menjadi Rp. 3.454.897,19 pada tahun 2004.
Sejarah
  • Banjar sebagai Ibukota Kecamatan, dari tahun 1937 sampai tahun 1940.
  • Banjar sebagai Ibukota Kewadanaan, dari tahun 1941 sampai dengan 1 Maret 1992
  • Banjar sebagai Kota Administratif dari tahun 1992 sampai dengan tanggal 20 Februari 2003.
  • Banjar sebagai Kota sejak tanggal 21 Februari 2003.
Akomodasi/Pariwisata
            Pariwisata Kota Banjar sekarang bertambah dengan dibangunnya Waterpark dan Bendung Situ Leutik. Keberadaan dua objek wisata tersebut semakin menambah objek andalan pariwisata Kota Banjar. Waterpark yang berada di Parunglesang dilalui oleh lalu lintas Jalur Selatan Jawa. Baik itu Roda empat maupun Kereta Api.
Potensi Pariwisata Kota Banjar
Wisata Air
1. Objek Wisata Situ Mustika (Danau)
2. Objek Wisata Waterpark.
3. Objek Wisata Situ Leutik.
4. Objek Wisata Bataliyon 323 Raider.
Wisata Situs/Sejarah
1. Rawa Onom / Pulomajeti (Situs)
2. Kokoplak (Situs)
3. Terowongan Binangun
Wisata Kuliner
1. Jajanan Khas Sunda
2. Jajanan Seafood
3. Jajanan Oriental/Chinese food
Sebagai penunjang sarana wisata terdapat juga jasa akomodasi berupa :
·         9 buah berupa hotel dan penginapan dengan kapasitas kamar 159 buah dan tempat tidur sebanyak 305 buah
·         1 buah Rest Area
·         Stasiun kereta api dengan Pemberhentian Kereta kelas Argo.
·         Terminal bus berdekatan dengan Objek Wisata Waterpark.

Terjemahan ke dalam Bahasa Inggris
BANJAR CITY

            
Banjar, is a city in the province of West Java, Indonesia. Banjar is located on the border with Central Java province, namely the Cilacap. Banjar is a major gateway traffic lane south of West Java. To distinguish Banjarnegara located in Central Java, the city is often called Banjar Patroman (the origin of the name "Banjar Pataruman").

            
Area of ​​Banjar of 13197.23 hectares, lies between 07 ° 19 '- 07 ° 26' south latitude and 108 ° 26 '- 108 ° 40' east longitude. Under Law No. 27 Year 2002 on the establishment of Banjar in West Java Province approximately 113.49 km2 or 11,349 hectares.
Administrative

            
Administratively, the city is comprised of 4 districts namely Banjar, Purwaharja, Pataruman, and Langensari, are divided over a number of villages and wards. Banjar district town was once a part of Ciamis district, then upgraded to an administrative city. Since 1 December 2002, Banjar established as a separate autonomous city of Ciamis district.
Landscape

            
Banjar has a varied landscape. The north, south and west of the city are hilly areas. The city is split by Citanduy in the middle. There are also some areas of agriculture, especially in the suburbs.

            
Agricultural zone in Banjar consists of rice, teak plantations managed by Perhutani and unusual tropical rainforest.
In 2006, construction of a new city hall and police headquarters in the District Purwaharja new resort requires some hill cutting and deforestation teak.
Citanduy
Citanduy splitting Banjar has deflected stream on the project Purwaharja Citanduy - Ciwulan. This project aims to flood the rice fields in the area Langensari. Sand deposits are found in some parts of the river.
Economy

            
One of the indicators that can be used to view a region's economic growth is GDP or Gross Domestic Product. Economic Growth Rate (LPE) significant Banjar is 4.20% in 2003 to 4.40% in 2004. This is caused by the increase in re-development of the production contributes to the GDP is large enough Banjar. Economic Growth Banjar can be seen through the growth indicators Gross Regional Domestic Product (GDP) at constant prices. Upper Banjar GDP Constant Price increased from Rp. 538,477.50 million in 2003 to Rp.562.184, 33 million in 2004. GDP per capita at constant prices rose Rp.3.343.293, 27 in 2003 to Rp. 3,454,897.19 in 2004.
History

    
Banjar as the Capital District, from 1937 to 1940.
    
Banjar as Kewadanaan capital, from 1941 until March 1, 1992
    
Banjar as Administrative City from 1992 until the date of February 20, 2003.
    
Banjar as the City of the date of February 21, 2003.
Accommodation / Tourism

            
Tourism Banjar now increased with the construction of weirs Situ Waterpark and Leutik. The existence of two further increase the attraction is the mainstay tourism object Banjar. Waterpark which is traversed by the traffic Parunglesang South Line Java. Whether it's four wheels and Railways.
Tourism Potential Banjar
Air Travel
1. Attractions: Mustika Situ (Lake)
2. Attractions: Waterpark.
3. Attractions Situ Leutik.
4. Attractions Bataliyon 323 Raider.
Travel Sites / History
1. Swamp Onom / Pulomajeti (Site)
2. Kokoplak (Site)
3. Tunnel Binangun
Culinary Tour
1. Typical snacks Sunda
2. Seafood Snacks
3. Snacks Oriental / Chinese food
As a supporter of tourism facilities are also additional services such as:
· 9 pieces in the form of hotels and rooms with a capacity of 159 beds as much fruit and fruit 305
· 1 piece of Rest Area
· Train station with train stop Argo class.
· Bus station adjacent to the Waterpark Attraction.